PERANCANGAN PRODUK DAN SELEKSI PROSES JASA

PERANCANGAN PRODUK DAN SELEKSI PROSES JASA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Semua organisai/perusahaan mempunyai maksud dan tujuan. Mereka membuat dan menjual berbagai produk atau menawarkan jasa-jasa tertentu. Produk adalah sesuatu atau kebutuhan yang mampu memberikan kepuasan, bisa berupa barang ataupun jasa. Organisasi-organisasi perusahaan harus selalu menyesuaikan desain produk dan jenis jasa yang mereka tawarkan dengan apa yang dibutuhkan dan diinginkan para konsumen. Berbagai desain produk dan jasa baru muncul menjadi kenyataan karena seseorang percaya bahwa ada kebutuhan akan produk dan jasa tersebut. Adalah tanggung jawab para manajer untuk selalu menemukan produ-produk dan jasa-jasa baru yang mungkin ditawarkan oleh organisasi.
Kemajuan teknologi yang begitu pesat, mengakibatkan segala sesuatu dengan cepat kelihatan ketinggalan zaman karena telah usang. Hal ini tentu akan sangat berpengaruh terhadap usaha bidang industri. Untuk itu, maka mereka melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
Kegiatan dari penelitian ini sangat bermacam-macam. Kegiatan yang merupakan tujuan paling penting adalah mengenai mengembangkan berbagai produk dan jasa baru, karena kemungkinan-kemungkinan akhir suatu produk sering sangat besar dan produk baru dapat melipatgandakan bisnis organisasi. Penelitian ini bisa berupa Kombinasi antara beberapa produk dengan tujuan memaksimumkan keuntungan dan juga meminimumkan biaya, sehingga Perusahaan memperoleh banyak keuntungan/laba dengan mencapai Nilai Optimum target yang sudah direncanakan melalui penelitian tersebut.
Perusahaan diciptakan untuk menghasilkan produk berupa barang dan jasa. Seiring dengan perkembangan zaman, perusahaan semakin banyak berdiri sehingga persainganpun semakin ketat. Dengan demikian, perusahaan – perusahaan tersebut melakukan inovasi terhadap produk yang dihasilkan baik berupa barang dan jasa agar perusahaan tersebut dapat bersaing. Inovasi yang dilakukan dapat berupa desain atau rancangan dari produk yang akan diciptakan serta melakukan seleksi proses jasa yang akan dihasilkan.
Seperti yang kita ketahui, daya saing dan kemampuan perusahaan sebagian tergantung pada desain dan kualitas produk dan jasa yang dihasilkan. Oleh karena itu, hubungan antara inovasi produk dengan teknologi proses dan inovasi proses merupakan hal yang menarik untuk diamati. Memprediksi sifat dan dampak inovasi dapat membawa suatu perusahaan pada posisi yang lebih bersaing daripada perusahaan yang tidak mengantisipasi kejadian ini. Desain system produksi sebagian besar tergantung pada desain produk dan jasa yang dihasilkannya. Suatu produk atau jasa yang dibuat dengan suatu desain tertentu dapat sangat mahal untuk diproduksi, tetapi dapat lebih murah bila didesain lain.
Dengan demikian, agar perusahaan tersebut dapat bersaing dengan perusahaan lainnya, maka perusahaan tersebut harus meningkatkan kualitas produk dan jasa yang dihasilkannya serta melakukan inovasi terhadap produk dan jasa yang dihasilkan tersebut dengan cara membuat desain/rancangan produk dan jasa serta seleksi proses jasa sehingga perusahaan tersebut dapat bersaing dan lebih unggul dari perusahaan lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimana perancangan suatu produk dan jasa?
1.2.2 Bagaimana antaraksi antara disain produk-jasa dan disain sistem produksi?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang dari penulisan makalah ini adalah :
1.3.1 Untuk mengetahui perancangan suatu produk dan jasa.
1.3.2 Untuk mengetahui antaraksi antara disain produk-jasa dan disain sistem produksi.
1.4 Manfaat
1.4.1 Dapat mengetahui perancangan suatu produk dan jasa.
1.4.2 Dapat mengetahui antaraksi antara disain produk-jasa dan disain sistem produksi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perancangan Produk dan Jasa
a. Perancangan Produk
Kemungkinan diproduksinya dan biaya produksi yang paling minimum untuk suatu produk pada mulanya ditentukan oleh pendesain produk. Insinyur produksi yang paling pintar pun tidak dapat mengubah keadaan ini, ia hanya dapat bekerja dalam batas–batas desain produk. Karena itu, waktu yang nyata untuk mulai berfikir tentang cara–cara dasar produksi untuk produk–produk adalah selama produk itu masih dalam tingkat desain. Usaha untuk merencanakan kemungkinan diproduksinya dan biaya pemabrikan yang rendah disebut “desain produksi”, untuk membedakannya dari desain fungsional. Yang pasti adalah bahwa tanggung jawab pertama pendesain produk adalah menciptakan sesuatu yang secara fungsional memenuhi persyaratan. Tetapi, begitu persyaratan fungsional terpenuhi, biasanya ada desain -desain pengganti, yang semuanya memenuhi persyaratan fungsional.
Dengan adanya desain, perancangan proses untuk pempabrikan harus dilaksanakan untuk menentukan secara terperinci proses–proses yang diperlukan dan urutannya. Desain produksi mula–mula menentukan biaya yang paling minimum yang dapat dicapai melalui faktor -faktor seperti perincian bahan, teloransi, dan metode–metode penyatuan suku–suku. Perencanaan proses produksi terakhir lalu mencoba mencapai biaya minimum tersebut melalui perincian proses–proses dan urutanya yang memenuhi persyaratan. Dalam melaksanakan fungsi–fungsinya, perencana proses menentukan desain dasar sistem produktif.
Dalam perancangan dan pengembangan produk, hal yang paling penting adalah gagasan atau ide. Meskipun penelitian memberikan dasar bagi pengembangan aplikasi-apliaksi inovatif, gagasan-gagasan datang dari berbagai sumber dan bukan hanya dari para peneliti. Setiap orang dalam organisasi adalah sumber gagasan potensial. Oleh karena itu, perusahaan menciptakan suasana yang inovatif dalam oragnisasinya.
Perusahaan pertama yang memasarkan produk atau jasanya hampir selalu mempunyai keuntungan sebagai “yang pertama”. Masalah yang sering dihadapi adalah adanya perusahaan yang meniru produk mereka atau bahkan memperbaiki produk mereka.
1. Product Life Cycles
Dalam kaitan dengan perancangan dan pengembangan produk, harus mengetahui mengenai konsep Life Cycles. Konsep ini menyatakan bahwa hampir semua produk baru yang ditawarkan kepada masyarakat akan menjalani suatu siklus kehidupan yang etrdiri atas 4 (empat) tahap dalam periode waktu terbatas. Secara ringkas keempat tahap PLC tersebut dapat diperinci sebagai berikut :
a.Tahap pengenalan (introduction)
Dalam tahap ini, operasi penjualan tidak selalu bekerja baik. Masih terdapat masalah keterlambatan dalam perluasan kapasitas produksi, masalah-masalah teknis yang belum dapat diatasi, dan harga tinggi.
b. Tahap pertumbuhan (growth)
Dalam tahap ini, produk diperbaiki dan distandardisasi, menajdi dapat diandalkan dalam pengguanan dan harga lebih rendah, serta para konsumen membeli dengan sedikit desakan. Kuantitas penjualan perusahaan akan meningkat cukup besar.
c. Tahap kejenuhan (maturity)
Volume penjualan mulai menurun pertambahannya karena setiap orang atau pembeli potensial sekarang telah memiliki produk, sehingga penjualan sangat tergantung pada penggantian dan pertambahan penduduk.
d. Tahap penurunan (decline)
Tahap penurunan yaitu tahap penurunan dalam permintaan terhadap produk. Hampir semua produk akan mengalami tahap keempat ini, oleh karena itu perusahaan harus senantiasa bekerja pada pengembangan produk-produk baru untuk menggantikan produk-produk lama.
2. Kecenderungan dalam Pengembangan Produk
Ada beberapa alasan adanya pengembangan produk, antara lain :
a. Banyak perusahaan mengurangi macam produk dan menghentikan pembuatan barang-barang dalam garis produknya yang hanya menguntungkan secara marginal.
b. Banyak perusahaan sedang mencoba untuk menyederhanakan produk-produk mereka melalui perancangan kembali bagian-bagian dan komponen-komponen sehingga unit-unit dengan jumlah lebih sedikit akan melakukan pekerjaan yang sama.
3. Proses Pengembangan Produk Baru
Proses pengembangan produk baru, terdiri 5 langka sebagai berikut :
a. Pencarian gagasan
Sumber utama gagasan-gagasan produk baru adalah dari pasar atau teknologi yang telah ada. Gagasan pasar merupakan berbagai kebutuhan dan keinginan para konsumen yang belum terpenuhi.
b. Seleksi produk
Gagasan-gagasan tersebut dianalisis dengan kriteria antara lain : potensi pasar, kelayakan finansial, dan kesesuaian operasi. Tujuan analisis adalah untuk menyaring gagasan-gagasan yang jelek, karena menerima suatu gagasan jelek dan mengembangkan menjadi suatu produk akan membuat perusahaan rugi.
c. Disain produk pendahuluan
Bersangkutan dengan pengembangan desaian terbaik bagi gagasan produk baru.
d. Pengujian (testing)
Pengujian terhadap prototype-prototype ditujukan pada pengujian pemasaran dan kemampuan teknikal produk. Salah satu cara yangd apat dilakukan adalah dengan melakukan uji pasar.
e. Disain akhir (final)
Dalam tahap ini, spesifikasi-spesifikasi produk dan komponen-komponennya dan gambar-gambar eprakitan disusun yang memberikan basis bagi proses produksinya.
Pengembangan produk baru, bukanlah pekerjaan yang mudah karena adanya berbagai hamabtan, antara lain :
a. Kurangnya gagasan (ide) pengembangan produk baru yang baik. Kondisi pasar yang semakin bersaing, akerna banyaknya pesaing dan berbagai produk substitusi.
b. Batasan-batasan yang semakin bertambah dari masyarakat dan pemerintah.
c. Biaya proses pengembangan produk baru yang sangat mahal.
d. Tingginya tingkat kegagalan produk baru dalam pemasarannya, karena ternyata tidak memenuhi pengharapan konsumen atau tidak memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.
e. Jangka waktu kehidupan produk bau yang pendek.
4. Disain Produk dan Spesifikasi Kualitas
Berbagai keputusan harus dibuat manajemen sehubungan dengan desaian produk dan jasa, antara lain :
a. Manajemen harus membuat keputusan yang menyangkut “trade-off” antara bentuk dan fungsi.
b. Para perancang harus membuat keputusan tentang bahan-bahan yang digunakan. Dalam pembuatan pilihan bahan diantara berbagai kemungkinan yang ada, para perancang perlu selalu mempertimbangkan faktor-faktor : kebutuhan spesifikasi produk atau komponen, biaya-biaya bahan relatif, dan biaya-biaya pemrosesan relatif.
Keputusan-keputusan lain juga harus memperhatikan :
a. Desain Modular (Modular Design)
Untuk mengambangkan serangkaian komponen-komponen produk dasar yang dapat dirakit menajdi sejumlah besar produk yang berbeda-beda. Bila suatu komponen atau sub-rakitan dapat digunakan dalam beberapa produk atau dalam sekelompok produk, maka biaya produksi dapat ditekan. Jadi desain modular adalah suatu cara untuk menghasilkan beragam produk dengan tetap mempertahankan jumlah komponen dan sub-rakitan pada suatu tingkat yang wajar. Dengan komponen–komponen yang di desain modular, kita dapat menikmati keuntungan akibat volume dan kurva pengalaman, sementara tetap dapat menawarkan ragam produk di pasaran.
b. Diversifikasi
Diversifikasi adalah kesempatan untuk menambah atau memperluas macam produk yang dibuat dan dijual. Kebaikannya adalah kemampuan untuk menawarkan lebih banyak pilihan kepada para langganan, sedangkan kelemahannya akan membuat fungsi pemasaran makin sulit, karena terlalu banyak macam produk akan membingungkan langganan.
c. Standarisasi
Standarisasi adalah sesuatu yang agak lain, yaitu proses penentuan spesifikasi ukuran, bentuk, dan karakteristik-karakteristik lain pada barang-barang yang dibuat. Produk pesanan memang cenderung lebih mahal daripada produk standar, tetapi manager harus berusaha mencapai kaseimbangan yang dapat diterima oleh klien dan pelanggan. Dengan keseimbangan yang sesuai akan didapatkan keuntungan ekonomis dari standarisasi. Pos–pos biaya yang terpengaruh adalah persediaan bahan baku, persediaan barang setangah jadi, biaya set-up, pemanfaatan waktu produksi yang lebih panjang, pengendalian kualitas yang lebih baik dengan ragam produk yang lebih sedikit, kesempatan untuk mekanisasi dan otomasi, pembalian yang lebih menguntungkan, pemanfaatan tanga kerja yang abih baik, biaya pelatihan yang lebih rendah, dan sebagainya.
d. Penyederhanaan.
Bila dua tau lebih komponen yang pada akhirnya dirakit menjadi satu secara ketat, ada kemungkinan unit tersebut dapat didesain sebagai satu kesatuan, sehingga menghilangkan operasi perakitan. Hal ini kerap kali dapat dilakukan bila suatu jenis material tunggal dapat memenuhi persyaratan untuk semua permukaan komponen tersebut. Contoh lain ialah penggantian tutup plastik tekan untuk berbagai keperluan. Biaya material dan tenaga kerja pada tutup tekan sangat lebih murah.
e. Reliabilitas (keandalan)
Reliabilitas adalah probabilitas bahwa suatu komponen atau produk akan aus pada lama waktu tertentu di bawah kondisi penggunaan normal.
f. Konflik-konflik Disain
Konflik yang timbul lebih sering diakibatkan karena orang-orang produksi, teknisi, pemasaran, dan keuangan dalam organisasi sering mempunyai tujuan-tujuan yang berbeda.
g. Dimensi kulaitas pada disaian produk
Kualitas merupakan faktor yang terdapat dalam suatu produk yang menyebabkan produk tersebut benilai sesuai dengan maksud untuk apa produk itu diproduksi.
b. Perancangan Jasa
Meskipun tidak ada istilah yang tepat sesuai untuk menguraikannya, proses yang serupa dengan desain produksi juga terdapat pada jasa, yang terjadi dan menggambarkan antaraksi antara desain jasa yang ditawarkan dengan desain sistem produksinya. Perancangan produk dan perancangan jasa tidak mempunyai perbedaan secara mendasar, hanya dalam suatu organisasi jasa, pelayanan yang diberikan merupakan “produk“-nya. Organisasi-organisasi jasa biasanya lebih fleksibel dan dapat merubah kegiatan-kegiatan mereka lebih cepat dibanding perusahaan-perusahaan manufaktur. Motivasi untuk mengubah jasa ang ditawarkan dapat berupa faktor–faktor biaya atau kualitas jasa yang diukur sebagai prestasi waktu dan dimensi–dimensi lainnya. Beberapa macam penyesuaian dalam bentuk jasa yang ditawarkan adalah sebagai berikut :
1. Pengalihan berbagai kegiatan yang bersangkutan dengan jasa kepada klien dan pelanggan. Hal ini merupakan teknik penurunan biaya yang paling lazim. Dalam rumah sakit, pasar swalayan, dan jasa penyediaan makanan siap santap, pasien atau pelanggan menjalankan beberapa kagiatn yang semula merupakan bagian dari jasa itu. Hasilnya biasanya berupa turunnya biaya tenaga kerja dan hilangnya beberapa kegiatan yang semula dilaksanakan oleh system produksinya.
2. Menghilangkan beberapa aspek jasa secara keseluruhan.
3. Mengubah bauran jasa yang ditawarkan.
4. Mengubah waktu reaksi untuk jasa, yaitu memberikan jasa yang kurang baik dengan menerapkan sumber daya yang lebih sedikit pada system operasinya.
5. Mengubah aspek–aspek lain dari kualitas jasa, mungkin berupa perubahan ragam jasa yang ditawarkan.
Contoh : (Yourdon, 1970)
Suatu penelitian simulasi menyangkut jasa komputer memberikan sebuah contoh. Empat bauran jasa komputasi ditawarkan oleh suatu biro jasa: 100 persen bagi-waktu (time sharing), 100 persen proses batch dan dua alternative lainnya merupakan campuran bagi-waktu dan proses batch menurut jadwal yang telah ditentukan.
Suatu program komputer dikembangkan untuk mensimulai operasi dengan empat campuran bauran jasa tersebut dengan memperhitungkan asumsi – asumsi pada penjualan yang dihasilkan, kapasitas dan semua jenis biaya. Program selanjutnya menghitung laporan rugi laba, waktu yang diperlukan untuk mencapai titik pulang pokok dan kemampulabaan. Meskipun hanya satu konfigurasi alat yang dipakai, program yang sama dengan mudah dapat dipakai untuk melakukan perhitungan yang sama pada tiga atau lebih mesin dasar seperti IBM 360/50, GE-265 dan XDS-940. Ketiga mesin tersebut mempunyai kapasitas yang ketersediaan perangkat lunak yang berbeda- beda dan biaya sewa perbulan yang bervaiasi. Hasil akhir dari penelitian ini menggabungkan estimasi pasar dan proyeksi, desain jasa yang ditawarkan dan antaraksinya dengan konfigurasi alat (desain sistem produksi, menurut istilah kita). Kombinasi yang menghasilkan laba maksimum kemungkinan yang akan dipilih.
2.2 Antaraksi antara Disain Produk-Jasa dan Disain Sistem Produksi
Pada tingkat industri yang luas terdapat antaraksi antara disain produk-jasa dan disain sistem produksi. Baik disain produk maupun disain jasa dapat tersangkut disini, misalnya dalam industri komputer dan transportasi, puncaknya berada pada jasa dan bukan pada produk fisik. Proses serupa terjadi juga dalam suatu perusahaan, di mana disain produk dan jasa sebagian tergantung pada disain sistem produksinya, dan sebaliknya.
a. Antaraksi antara Disain Produk dan Disain Sistem Produksi
Produksibilitas (tingkat kemudahan untuk diproduksi) dan biaya produksi minimum yang mungkin untuk suatu produk pada mulanya ditetapkan oleh pendisain produk. Prekayasa produksi yang terpandai pun tak dapat mengubah keadaan ini. Ia dapat bekerja hanya dalam batasan-batasan produk yang telah ditetapkan sebelumnya. Karenanya, saat yang tepat untuk mulai berpikir tentang cara-cara produksi dasar dari produk tersebut ialah pada tahap disain. Upaya suara sadar mendisain untuk mendapatkan produksibilitas dan biaya manufaktur yang rendah disebut sebagai ”disain produksi” untuk membedakannya dari disain fungsional. Tepatnya, tanggung jawab pertama pendisain produk ialah menciptakan sesuatu yang secara fungsional memenuhi persyaratan-persyaratan. Tetapi, umumnya bisa didapatkan beberapa disain alternatif yang kesemuanya memenuhi persyaratan fungsional itu. Disain yang diciptakan dengan baik telah menyempitkan pilihan yang tersedia dan menentukan spesifikasinya. Misalnya kasting pasir, yang sesuai dari sudut pandang fungsi dan biaya.
Berdasarkan disain yang ditetapkan, perencanaan proses manufaktur dilakukan dengan menetapkan rincian spesifikasai proses yang dibutuhkan dan urutannya secara cermat. Disain produksi pertama kali menetapkan biaya minimum yang mungkin dan dapat dicapai melalui berbagai faktor, seperti spesifikasi bahan, toleransi, konfigurasi dasar dan metode perakitan. Perencanaan akhir suatu proses kemudian mencoba mencapai tingkat biaya minimum itu melalui spesifikasi proses dan urutannya untuk memenuhi persyaratan disain yang telah digariskan secara tepat. Disini perencanaan proses dapat bekerja dalam keterbatasan-keterbatasan peralatan yang tersedia. Tetapi, bila volume cukup besar dan disainnya stabil, atau keduanya, perencana proses dapat juga mempertimbangkan peralatan khusus termasuk proses-proses otomatis dan semi otomatis serta mungkin tata letak yang khusus. Dalam melaksanakan fungsinya, perencanaan proses telah menetapkan disain dasar sistem produksi.
Falsafah yang mendasari disain produksi adalah bahwa umumnya selalu terdapat bermacam-macam disain yang masih memenuhi persyaratan fungsional. Disini kita harus memperluas pemikiran kita, karena daerah-daerah biaya yang dapat dipengaruhi oleh disain cenderung lebih luas daripada apa yang kita pikirkan. Adapun komponen-komponen biaya yang sudah pasti pengaruhnya berupa biaya tenaga kerja langsung dan biaya material langsung. Tetapi, ada juga yang tidak sedemikian jelas pengaruhnya seperti pada biaya perawatan, biaya pemasangan alat-alat, biaya tenaga kerja tak langsung, dan biaya manufaktur.
b. Antaraksi antara disain jasa dan disain sistem produksi
Antaraksi antara disain jasa yang ditawarkan dan disain sistem produksinya untuk berbagai macam jasa dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Jasa
Jenis perubahan pada jasa untuk menampung kebutuhan sistem produksinya
Jenis perubahan sistem produksi untuk menampung kebutuhan dari jasa yang ditawarkan
Pelayanan perawatan di rumah sakit
Spesialisasi dengan tingkatan untuk menghemat biaya (misal perawat pembantu)
Perubahan tata letak dan penjadwalan aktivitas
Pasar makanan
Swalayan untuk menekan biaya
Perubahan tata letak dan tata arus. Keseimbangan jumlah meja bayar untuk mempertahankan standar waktu
Jasa pos
Pengurangan pelayanan untuk menekan biaya (misal: jumlah hantaran surat per hari)
Introduksi alat semiotomatis untuk pemilahan (sorting). Perbaikan sistem dan sebagainya untuk memperbaiki waktu penyampaian
Jasa makanan
Penghapysa pelayanan untuk menekan biaya, seperti pada kafetaria, juga untuk mengiurangi waktu tunggu dan biaya pada penyalur makanan masal
Perubahan tata letak dan tata arus
Jasa komputer (misal dalam biro jasa)
Perubahan bauran jasa yang ditawarkan (misalnya bagi waktu, proses batch, dan sebagainya)
Perubahan konfigurasi peralatan (misalnya, mesin dasar dan peralatan perifer)
Perlindungan kebakaran
Kenaikan atau penurunan waktu reaksi dalam memberikan pelayanan
Relokasi pos–pos siaga dan/atau penambahan/pengurangan pos–pos tersebut untuk mempertahankan standar waktu reaksi
Perlindungan polisi
Kenaikan atau penurunan waktu reaksi dalam memberikan pelayanan
Peningkatan atau penurunan jumlah staf polisi. Relokaso staf berdasarkan pola kriminal yang selalu berubah
Pelayanan medis darurat
Kenaikan atau penurunan waktu reaksi. Perubahan bauran jasa yang tersedia untuk keadaan gawat
Relokasi pos–pos anbulan dan/atau penambahan atau pengurangan pos–pos untuk mempertahankan standar waktu reaksi. Perubahan alat dan/atau tingkat pelatihan paramedis.
Jasa kabin pesawat
Perubahan rasio rata–rata penumpang terhadap pramugara/i. Menghilangkan jasa dan mengurangi kualitas jasa untuk menekn biaya
Peningkatan usaha–usaha humas melalui media.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Adapun simpulan dari pembahasan di atas adalah sebagai berikut :
  • Dalam perancangan dan pengembangan produk, hal yang paling penting adalah gagasan atau ide.
  • Perancangan produk dan perancangan jasa tidak mempunyai perbedaan secara mendasar, hanya dalam suatu organisasi jasa, pelayanan yang diberikan merupakan “produk“-nya. Organisasi-organisasi jasa biasanya lebih fleksibel dan dapat merubah kegiatan-kegiatan mereka lebih cepat dibanding perusahaan-perusahaan manufaktur.
  • Pada tingkat industri yang luas terdapat antaraksi antara disain produk-jasa dan disain sistem produksi.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah bahwa setiap perusahaan harus melakukan disain/perancangan terhadap produk maupun jasa yang akan dibuat agar perusahaan-perusahaan tersebut dapat bersaing dan lebih unggul dari perusahaan lainnya.

0 komentar :

 
Copyright © 2015. Buybuy
Blogger Templates